Di perjalanan pulang menonton reog, anak-anak sibuk membicarakan pertunjukan tersebut “Pak camat, pertunjukan reog nya seru sekali.” “Aku mau jadi seperti prajurit bertopeng singa yang mengalahkan nenek sihir.” Pak guru camat menanggapi ucapan anak-anak sambil tersenyum lebar. Para prajurit itu adalah orang-orang zaman dulu. Tapi singa barong bukan. Dia mahluk mirip singa “Tapi pak guru suka pertunjukan reognya, ya?” Sampai bawa pulang topeng itu Setelah mendengar anak itu, pak camat melihat topeng besar di punggungnya sambil tersenyum lebar. Topeng barong berbentuk kepala singa merah bulu-bulu putih panjang yang dibeli setelah menawar harga pada kelompok pertunjukan. “Iya sebenarnya bapak juga sangat tertatarik dengan cerita singa barong kebetulan kali ini orang yang disetujui oleh kelompok pertunjukan adalah bapak” Sesampainya di rumah, Pak Camat memandangi topeng barong itu dengan senyum puas. Topeng itu seakan seperti mengeluarkan aura. Pak Camat yang tenggelam dalam karisma topeng barong terus menceritakan kisah singa barong di sekolah. “Singa barong adalah mahluk buas. Namun, dia berpihak pada manusia untuk bertarung mengalah kan Ratu Rangda orang-orang yang terkena sihir hitam Ratu Rangda menyakiti diri mereka sendiri.” Tapi Pak guru cerita barong tidak ada kaitannya dengan pelajaran Awalnya para murid mendengarkan cerita tentang barong. Namun semakin lama pak camat semakin aneh. sampai akhirnya topeng itu dibawa di sekolah dan dipakai di sekolah “Ada apa dengan Pak Camat?” “Eh, Bu guru. Kami juga tidak tahu. Kemarin beliau baik-baik saja . . . ” Ibu Agnes yang baru mengajar beberapa hari mengajar mengerutkan dahi nya saat melihat Pak Camat memakai topeng “Hmmm. . .tapi sejak mengajar di sini Ibu selalu melihat tingkah aneh itu, bisa gawat kalau begini terus.” Kekhawatiran Ibu Agnes segera menjadi kenyataan anak-anak mulai berdatangan dengan wajah ketakutan. “Ada apa, anak-anak? Kenapa kalian luka-luka aneh?” Aneh sekali, Ibu Agnes beberapa anak tiba tiba melukai diri mereka sendiri seperti sedang kerasukan sesuatu. Pak Camat juga tiba-tiba mengejar kami sambil mengatakan Ratu Rangda harus di kalahkan sekarang juga. Saat anak- anak yang berlindung air mata itu belum selesai menjelaskan, pintu ruang kelas pun terbuka. Pak Camat yang memakai topeng barong pun mendekat. Ratu jahat ada disini rupanya terimalah pedang Kebajikan ini “Aaaaak anak-anak cepat lapor polisi” Ruang kelas langsung kacau balau. Saat polisi datang Ibu Agnes sudah terluka ringan. Namun, beliau selamat Pak Camat yang berhasil ditangkap polisi tetap seperti orang tidak waras. “Lepaskan aku, Ratu Rangda itu ada di sekolah ini” Dia harus di kalah kan!” Anak-anak melihat semua hal itu dengan wajah terkejut. Salah satu dari mereka mengangkat topeng Barong yang semula di pakai oleh Pak Camat Sepertinya topeng ini penyebabnya. Sejak memkai topeng ini, Pak Camat jadi aneh. jangan-jangan topeng ini memang dihuni roh singa barong Mana mungkin. Kalau begitu berarti di dunia ini singa barong dan Ratu Rangda benar-benar ada dong? Tapi, tadi anak-anak melukai diri mereka sendiri seperti sedang kerasukan, tidak salah lagi topeng ini ada sihirnya Ibu Agnes yang sudah diobati lukanya mengambil topeng itu “Kalau begitu biar ibu saja yang bereskan topeng itu” Ibu Agnes mengambil topeng lalu berbalik badan dengan begitu Ratu Rangda bisa menguasai sekolah. Ibu Agnes hal itu sambal tersenyum mengerikan dengan lidah Panjang sampai ke dada nya -TAMAT- Penulis: Ranangga Haidar farenouval (Level 5) Genre: fiksi Cerita mengadaptasi dari buku “cerita hantu di sekolah” karya yim, kang-jae Tahun terbit: 2020
0 Comments
Leave a Reply. |
Author* Tim Fasilitator Sekolah Alam Sangatta Archives
April 2024
Categories
All
|